Part
2....
Kami sampai disebuah tempat konser
dengan panggung yang megah dan Rapih. Aku berdecak kagum, karena mungkin ada
ribuan bahkan ratusan ribu directioners yang akan hadir melihat the boys
tampil.
“hey,
kemana kalian? Kita kan akan ada meet and greet bersama lima directioners!”
Ujar Liam, aku dan chela menatap canggung para personil the boys.
“oh,
enjoy daddy. Dua diantara lima orang itu sudah ada dihadapan kita!” Nial dan
Harry merangkul kami, yah mungkin agar kami bisa terlihat santai.
“jadi
kalian yang menolong baby nandos saat dikejar fans fans fanatik itu?” Ucap
Zayn, aku dan chela hanya mengangguk pelan.
“mengapa
kalian diam? Apa tampang kami sangat menyeramkan sehingga kalian tidak mau
berbicara pada kami?” kali ini Louis bersuara, aku dan chela terkekeh melihat
pemandangan para the idiot boys :D
“boleh
aku bertanya? Dimana kekasih kalian? Aku sangat mengagumi kecantikan mereka
terutama Eleanor.” Ujarku, ya aku memang sangat mengagumi kecantikan Ele,
kekasih Louis.
“dia
sedang ada ujian dikampusnya dan tidak bisa ikut!” Jawab louis.
“oh
sementara perrie harus mengantar ibunya.” Kali ini Zayn memasang wajah yang
sama seperti louis.
“and
dani?” Kali ini Chela bertanya pada Liam, ia tersenyum dan berkata..
“sedang
ada pekerjaan yang sama! Baiklah mari kita menuju keruang ganti, kalian bisa
menuju ruang meet and greet bukan?” Papar Liam, kami tersenyum dan mengangguk.
-Nial’s
POV-
“sebenarnya
siapa Mereka nay? Mengapa kau seperti punya perasaan lain terhadap gadis itu!”
Tanya Liam saat aku dan yang lainnya berganti baju.
“i
dont know dad, pertama melihat dia ada sesuatu yang istimewa yang ku tangkap
saat menatapnya. Dan kami bertemu atas dasar ketidak sengajaan!” Jawabku
santai.
“do
you loves her?” kali ini Louis menatapku dan menyerangku dengan pertanyaannya.
“oh,
mungkin ini hanya cinta sesaat saja. Aku tak mungkin menyukainya, ia bukan
tipeku.” Jawabku santai.
“Ayolah
nayel, kau jangan coba-coba berbohong pada kami.” Zayn pun ikut bersuara.
“mengaku
saja, aku juga sepertinya menyukai Chela. Dia memberiku jam favorite dan
bertemu tanpa harus berteriak!” Harry terus saja menata rambutnya yang keriting
itu, agar tetap terlihat charming.
“ayolah
Hazz, kau memang seorang playboy. Dan semua tau itu!” Jawabku terkekeh.
“the
boys, lima menit lagi kalian harus siap untuk meet and greet okay?” Ujar
manajer kami, lalu kami mengangguk sambil mengacungkan ibu jari. Dan kami pun
pergi keruangan yang dituju.
-Vania’s
POV-
Entah mengapa jantungku berdetak
kencang, saat seseorang bilang MnG diadakan lima menit lagi. Aku teringat
kejadian dua hari yang lalu saat Nial mencium bibir tipisku, ciuman yang
singkat namun berkesan. Ya tuhan, apa yang sedang aku fikirkan.
“Hello
guys!” Sapa semua anggota theboys. Lima orang ini adalah orang dari
masing-masing fansclub yang berhasil memenangkan tiket undian. Dan aku
beruntung.
“Woaaaa...
youre so handsome! Woaaa...” Teriak tiga orang lain, aku dan chela memang
sengaja menjauh karena aku tak suka dengan kebisingan. Menurutku itu hal yang
sedikit norak.
“bisakah
kalian agar tidak berteriak seperti itu?” Ujar Nial.
“hello,
aku senang bisa bertemu dengan kalian. Semoga kalian bisa mewakilkan semua
directioner diluar sana!” Ucap Liam dengan gaya bijaknya.
“baiklah,
kita disini mempunyai kesempatan untuk berfoto bersama dan juga ada sesi tanya
jawab untuk masing-masing idola. Tau kenapa MnG ini dibuat sedikit rahasia?” Tanya
zayn, kami semua menggelengkan kepala.
“karena,
kami tidak mempunyai ruangan yang cukup luas. Dan agar sedikit lebih bebas
untuk membahas apapun.” Louis menjelaskan.
“nah
siapa yang mau bertanya padaku?” Harry memulai sesi pertanyaan.
“Chel,
inget pertanyaanmu waktu itu? sana tanyakan ke harry!” Godaku, aku mencolek
dagu Chela.
“Apa
kau sudah gila, gak mungkin aku berani. Kau saja sana sama nialmu! Aku tau yang
ia lakukan terhadapmu saat diapartemen. Dia menciummu bukan?” Tembak Chela, aku
mendadak menghentikan tawa kecilku.
“hey
nona, apa kalian sedang sibuk?” Tanya harry. “Oh iya, apakah kamu mau bertanya
padaku?” Sambung Harry ia mengarahkan pandangannya ke chela.
“oh
tentu ada, waktu itu dia ingin sekali bertanya seperti ini would you be mine harry? Yah kira-kira seperti itu lah.” Aku
mengatakan itu pada harry, Chela mencubit lenganku. Wajahnya bersemu merah.
“sungguh?
Atau kamu yang mau mengatakan itu padaku?” Nial pun angkat bicara, oke kali ini
aku menyerah dan diam.
“hey
Chela, apa benar yang dikatakan oleh Vania?” Harry menghampiri sahabatku,
sementara anggota yang lain sedang sibuk untuk berfoto dan mengobrol.
Sepertinya kami memang the lucky people.
“emm,
ya benar. Tapi itu Cuma candaan saja kok, kau tidak tersinggung kan?” Tanya
chela, Harry menggeleng dan terkekeh.
“bagaimana
kalau kita berfoto saja?” Harry mengeluarkan handphonenya lalu berpose bersama
Chela.
“hey,
apa kau tidak ingin bertanya sesuatu padaku?” Tanya Nial padaku yang sedang
sibuk memperhatikan anggota theboys yang lain.
“apalagi
yang akan ku tanyakan? Aku kan sudah tau semua tentangmu. Oh iya apa boleh aku
minta sesuatu?” Tanyaku.
“apa?
Selagi bisa, akan kukabulkan!” Jawabnya. Aku memutar otakku.
“maukah
kau menyanyikan aku sebuah lagu?” Pintaku.
“ya,
tapi tidak sekarang. Suatu saat akan ku kabulkan permintaan mu.” Jawabnya “oh
iya apakah kau tidak penasaran kenapa aku menciummu tempo hari?” Sambungnya.
“tidak,
yah aku sering membaca fakta tentangmu. Kau suka memperlakukan fans mu seperti
itu kan? Memeluk dan mencium nya mungkin.” Jawabku asal, nial tertawa sambil
menggelengkan kepalanya .
“sudahlah,
apa kau mau melewatkan kesempatan untuk berfoto bersama ku? Belum tentu kita
bisa bertemu lagi kan?” Ujarnya, entah kenapa saat ia mengatakan itu aku merasa
sedih.
“okey,
ayo kita berfoto-foto ria!” Ujarku, aku mengambil kamera ku dan nial juga
mengeluarkan kamera serta handphone nya. Segala pose telah kami lakukan.
“The
boys, lima menit lagi kalian siap untuk perform ya? dan kalian yang ikut MnG
bisa menunggu di bangku penonton.” Ucap seorang FD, lalu meninggalkan kami. Ya
aktifitas mengobrol dan berfoto-foto sudah selesai.
“Nanti
setelah konser tunggu aku dibackstage ya? aku ingin berbicara sesuatu.” Ucap
Nial padaku, aku mengangguk.
Aku dan chela tiba dibangku VVIP,
yah dari sini memang terlihat jelas dan cukup dekat. Tapi aku masih saja
memikirkan ucapan Nial.
“Van,
tau gak tadi gue ngomong apa aja sama harry?” Tanya Chela, aku mengggeleng.
“gue
tanya apa Nial suka mencium fans nya, dan tau? Lo itu lucky girl, Cuma elo fans
yang dicium Nial.”Jawab Chela dengan hebohnya. Tapi aku sama sekali tidak
tertarik.
“eh
eh liat deh , itu the boys. Woaaaa gantengnyaaaaa.....” Ucap salah seorang
fans. Semua menikmati konser ini, sesekali aku melihat Nial. Apa iya sehabis
konser ini kita tak pernah bisa bertemu lagi? Yatuhan aku harusnya sadar, nial
itu seorang bintang dan aku bukan siapa-siapa.
Konser
berlangsung kurang lebih dua jam, semua lagu dari album Up all Nigth dan Take
Me Home dinyanyikan. Sampai harry pun harus shirtless karena panas nya udara
disini.
“Van,
kita mau langsung pulang?” Tanya Chela kami saat ini sedang menunggu tempat ini
agak sepi.
“kayaknya
ke backstage deh Chel. Tadi Nial mau bicara sesuatu, lo mau ke apartemen duluan
gak papa kok.” Ujarku, aku melihat wajah Chela yang sangat letih.
“yaudah
beneran nih gak papa. Cape banget loh soalnya! Salam buat Harry ya.” Ucapnya.
“gak
nitip minta nomer Harry? Atau yang lain mungkin?”
“Udah
punya dong. Duluan ya? bye!” Paparnya. Aku berjalan kearah backstage. Apa kah
ada yang masih tersisa ditempat ini.
“hey,
im here! Chela mana?” Tanyanya, backstage pun sudah sepi.
“dia
pulang duluan, capek katanya. Oh iya ada apa?” Tanyaku, ia tersenyum.
“yuk,
mau ngajak makan malem dulu. Aku laper, oh iya nih buat kamu!” Ia memberiku
sebuah smartphone.
“ini
apa? Untuk apa? Kau merendahkan ku? Aku kan sudah punya handphone!” Ucapku agak
sedikit membentak.
“sorry,
aku Cuma gak mau pertemuan kita sampai disini. Kontakku sudah ada disitu, dan
kontakmu pun sudah ada diponselku. Jangan bilang siapa-siapa ya? anggap saja
ini ucapan terima kasihku atas bantuanmu. Oh iya dan tulis username twittermu,
aku mau follow kamu.” Ucapnya sambil berjalan meninggalkan ruangan ini. Aku
menghentikan langkahku.
“apa
kau tidak berlebihan? Bagaimana kalau fans mu yang lain tau? Aku tidak mau jadi
bahan bully-an mereka nayel.” Bantahku. Aku senang Nial bisa memperlakukanku
seperti ini.
“tidak
akan Vania, kau bisa memegang ucapanku. Ayo kita makan dan kembali ke
apartemen!” Ajaknya, aku menuruti langkah kakinya.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking