Part
3....
Hari yang sangat melelahkan, ya
sehabis melihat konser itu aku menemani Nial berjalan-jalan diatas indahnya
langit malam. Kami makan disebuah restaurant kecil, yah tentu Nial dengan
dandanannya yang serba tertutup.
“Van,
lo abis darimana aja sih? Tau gak Nial nulis apa ditwitternya?” Ucap Chela
heboh saat aku menghempaskan tubuhku diatas kasur.
“apa?
Memang nya dia berani menulis yang bukan bukan?” Ujarku sambil menatap Chela.
“kalian
udah saling follow ya? wuaaah senangnyaaa... eh tunggu Harry telfon gue nih,
liat sendiri aja ya Nial nulis apa! Gue mau angkat telfon dulu. Haha” Papar Chela,
aku mengangkat tangan tanda tak peduli lalu pergi membersihkan diri.
Setelah
membersihkan diri aku pergi ketempat tidurku yang paling nyaman, aku pun
tertarik untuk melihat apa yang dikatakan oleh nial di sosial media miliknya.
“ thanks for
tonigth @.vanianiania , i’m so happy and all cause you. You my angel <3” what? Sumpah kalo kayak gini sih bisa-bisa
gue dibully sama semua fansnya Nial. Omelku dalam hati. Tak lama ada yang
menelfon dari smartphone pemberian Nial.
“hallo”
Ucapku, ya aku tau itu pasti nial yang menelfon.
“hallo
Van, lagi apa? Mau skype.an sama aku?”
“baru
selesai beres-beres nih, badan bau seharian nemenin kamu. Kayaknya gak bisa,
laptopnya lagi dipake Chela chatting sama Harry. Oh iya kau ngapain sih update
pake nyantumin username ku? Kalo semua niallators ngamuk aku harus apa?”
“haha,
no problem. Gak akan ada yang berani macem-macemin kamu. Apa perlu aku sediain
bodyguard untukmu?”
“jangan
berlebihan, untuk apa? Aku kan bukan artis sepertimu? Heh apa kau tak tau,
Niallators itu galak-galak banget. Aku gak mau ah jadi incaran para fans-fans
fanatikmu.”
“tenang
Van, itu gak akan terjadi. Oh yasudah aku tak mau mengganggu waktu istirahatmu.
Dan selamat tidur, have a nice dream with me ya?”
“gak
akan!” Ucapku, nial terkekeh aku pun mematikan telfonnya.
**
Sudah
seminggu aku sibuk dengan tugas-tugas, sampai tidak bisa pergi untuk hang out
bersama Chela. Sepertinya juga kali ini hubungannya dengan Harry jd semakin
menjauh karena memang the boys sedang sibuk tour album take me home-nya.
“Van,
kok aku mendadak kangen sama Harry ya? kau gimana?” Chela menghempaskan
tubuhnya dikasur empuk miliknya.
“enggak,
lagian aku sadar Chel kalo aku bukan siapa-siapa nayel. Just a lucky fans, dan akan
sangat berlebihan kalau aku kangen atau sampai suka sama dia!” Jawabku, mataku
masih berkutat dengan tumpukan kertas-kertas tugas.
“iya
memang, tapi kalau saja Harry menyatakan cintanya ke aku gimana ?” Tanya Chela.
“oh
c’mon chela, Harry itu baru putus sama Taylor Swift. Penyanyi yang bener-bener
hebat itu. Aku rasa move on dari tay itu perlu waktu yang cukup lama. Dan aku
harap kau bukan Cuma sekedar pelampiasan dari seorang Harry Styles!” Aku
menatap matanya, ia terlihat sedih. Kriingg..
ponsel yang diberikan Nial tempo hari berdering.
“Hallo?”
“Van,
oh i’m really miss you! What are you doing?”
“ya,
aku lagi ngerjain tugas. Oh iya gimana tour nya? Seru?”
“yah
lumayan, aku senang bisa menghibur directioners dari berbagai kota! Oh iya
besok aku kembali ke london, kau mau aku belikan apa?”
“tidak
usah repot-repot Nial, aku sedang tidak menginginkan apapun!”
“baiklah,
oh iya atas permintaan Liam dan Louis besok kau diharuskan datang ke basecamp
kami ya?”
“aku?
Kayaknya gak bisa, tugas ku banyak sekali nial”
“oh
ayolah, aku tak ingin membuat Liam dan Louis marah. Ajak Chela juga ya? besok
aku akan menjemputmu. Oke see you!” Nial mematikan telfonnya. Aku menghela
nafas panjang.
“Ada
apa Van? Kenapa wajahmu seperti itu?” Tanya Chela, ia memperhatikan raut
wajahku yang terlihat letih.
“Nial
mengajak kita ke basecamp besok. Aku gak tau, tapi sepertinya aku harus
menjauh. Kau tau? Aku tidak berani buka twitter sejak Nial menuliskan namaku
pada jejaring sosialnya. Dan kau tau? Ratusan mention yang masuk hanya untuk
membullyku!” Ucapku.
“bagaimana
tidak, liat ava nya Nial? Foto bersama kalian saat Nial mecium pipimu.
Bagaimana para fans fanatik itu tidak iri.” Ujar Chela enteng, aku menghela nafas
panjang.
“Nial,
kau memang pembawa masalah berat untukku!” Gumamku.
-Nial’s
POV-
Seminggu sudah aku meninggalkan
london, dan juga Vania. Entah kenapa aku merasa sangat merindukan gadis itu. ya
entah apa yang aku rasakan, apakah ini perasaan yang datang sesaat atau aku
benar-benar menyukainya.
“are
you okay Nial?” Tanya Zayn, aku menyeruput mochacinno ku dan menghela nafas.
“aku
gak tau Zayn, dari kemarin aku tak berhenti memikirkan Vania. Dan perasaan ini
juga berkecamuk saat aku belum bertemu dengannya!” Jawabku polos.
“aku
tau hal itu Nial, gak mungkin kau akan menciumnya, membelikan ia smartphone dan
juga mengganti foto disemua jejaring sosial mu dengannya kalau kau tidak
memiliki perasaan apapun bukan?”Tanya Zayn, aku menganggguk dan lagi lagi
menghela nafas panjang.
“Hey
Nial, aku tau kau mencintainya. Kejar kalau kau memang mencintainya, buktikan
perasaanmu. Jangan kecewakan gadis itu, dia gadis baik-baik kan?” Ucap Zayn
lagi.
“trimakasih
Zayn atas saranmu, dan sekarang aku tau aku harus bagaimana.!” Wajahku mendadak
sumringah saat mendengar. “baiklah, aku pergi ketoko sebelah dulu ya. aku ingin
membelikan sesuatu untuknya!” Ucapku lalu bersiap pergi.
“hey,
Pakailah ini aku tau fans mu ada dimana-mana! Okay?” Zayn memberikan Kupluk dan
juga kacamata hitam untuk mengelabuhi penampilanku. Aku berkeliling untuk
mendapatkan sesuatu untuknya, ya untuk vania. Walaupun dia bilang tak
menginginkan sesuatu tapi sebagai lelaki aku harus tau apa yang dia butuhkan
bukan. Dan akhirnya setelah kurang lebih dua jam berkeliling aku mendapatkan
sesuatu yang istimewa untuknya. Ya waktunya kembali ke tempat awal.
^^
“Hey
Nial apa kau akan langsung ke apartemen Vania setibanya kita di london?” Tanya
Louis.
“entahlah,
sepertinya tidak. Aku ingin istirahat dulu, memang kenapa lou?” Tanyaku
kembali.
“dulu
vania pernah bilang kalau ia sangat suka pada eleanor, besok kan ia dan Chela
datang jadi aku juga akan mengajak eleanor.” Jawab louis, wajahnya
berseri-seri.
“lou,
bagaimana rasanya saat kau jatuh cinta terhadap ele yang notabene nya bukan
seorang artis?” Tanyaku.
“ya,
saat aku mulai menyukainya? Pertemuan awal yang dikenalkan oleh Harry aku merasa
biasa saja. Tapi pertemuan berikutnya dia selalu membuatku ingin tau tentangnya
lebih dalam. Dan sampai suatu saat aku yakin perasaan ku ini cinta untuknya,
aku tak mau menyakitinya dan aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk
menghargainya dan terus mencintainya. Memang ada apa? Aku tau kau juga menyukai
Vania kan?” Tanya Louis, aku hanya tersenyum charming kepadanya.
“Ayolah
tunggu apa lagi, hati-hati nanti Vania aku yang rebut!” Ujar Harry yang tau-tau
sudah dibelakangku.
“Harry
c’mon. Kamu sudah ada Chela, bukannya kau bilang kau menyukainya?” Ujarku.
Harry mengambil tempat duduk tepat disebelahku.
“Entahlah,
sepertinya aku belum mau mencari pengganti tay. Aku masih mencintainya.”
Jawabnya jujur.
“dasar
pria bodoh!” Celetuk Louis lalu menjulurkan lidahnya kearah harry dan berlari.
=====================================0o0=======================================
-vania’s
POV-
Hari ini adalah hari libur dikampus
aku memutuskan masih ingin bermanja-manja dengan tempat tidurku. Hari ini Chela
ada materi tambahan dan harus pergi kekampus pagi-pagi sekali. Tiba-tiba suara
bel berbunyi aku turun dari tempat tidur, berjalan dengan langkah gontai dan
membuka pintu .. astaga...
“Good
morning!” Ucap Nial santai sesaat setelah aku membuka pintu.
“mau
apa kau pagi-pagi datang kesini?” Omelku, aku langsung masuk kedalam dan
membereskan penampilanku, menyisiri rambutku dengan sela-sela jariku. Sungguh,
penampilanku pagi ini sangat memalukan.
“apa
kau akan membiarkan aku untuk tetap berdiri disini? Aku ingin mengajakmu
mencari sarapan pagi!” Ucap Nial yang masih berdiri diambang pintu.
“Baiklah,
silahkan masuk. Aku mau mandi dulu, kedatanganmu membuat pagiku yang indah ini
menjadi rusak!” Omelku, Nial terus saja terkekeh. Ia terlihat charming saat
ini, ia memakai sweater model v-neck hitam dengan celana berwarna coklat dan
sepatu sport kesayangannya yang berwarna senada dengan sweaternya.
“hey,
apakah kau mau terus-terusan menatapku seperti itu?” Pertanyaan Nial membuatku
tersadar dari pesona ketampannannya. Yah tuhan apa yang baru saja aku perbuat
._.
“baiklah,
kau tunggu disitu dan jangan macam-macam!” Pungkasku, Nial terus saja terkekeh
melihat kelakuanku tadi. Dasar Vania bodoh!
Membutuhkan
waktu cukup lama untuk pagi ini, entahlah kenapa aku bisa mandi selama itu. aku
keluar saat aku benar-benar sudah siap dengan kemeja tanpa lenganku dan celana
jeans hitam panjang serta flatshoes yang senada.
“kita
mau kemana?” Tanyaku, aku berdiri dihadapannya.
“breakfast.
Aku lapar!” Ujarnya sambil memasang wajah paling innocentnya.
“kau
kan bisa breakfast dengan anggota the boys yang lain, kenapa harus mengganggu
pagi indahku?” Aku terduduk disebelahnya.
“maaf
kalau aku mengganggumu, tapi aku kesini juga ingin memberikan ini kepadamu. Dan
ini alamat basecampku, jika kau tidak sibuk maka datanglah. Louis juga akan
membawa eleanor. Baiklah aku pulang ya? maaf mengganggumu!” Ujarnya, ya tuhan
apakah Nial tersinggung dengan ucapanku? Bagaimana kalau nanti ia marah dan
membenciku.
“te..terima
kasih. Hey, Kau mau mengerjaiku ya? aku sudah dandan serapih ini, dan kau mau
pulang? Silahkan saja kalau kau mau pulang!” Ujarku kesal.
“bukankah
ini yang kau mau? Aku kan telah mengganggu tidurmu, maaf kalau selama ini aku
sangat suka sekali mengganggumu__” Ucapan Nial yang panjang lebar terhenti saat
aku menciumnya tepat dibibir tipisnya itu.
“vania??”
Ucapnya lirih.
“Sudah
lah, aku mau sarapan bersamamu. Ayo kita pergi.” Aku mengajaknya keluar dari
apartemen dan pergi. Wajah Niall tampak berseri-seri.
“aku
ingin kau memakai hadiahku nanti malam saat kau datang!” Ujarnya, kami ada
direstaurant hotel. Pagi ini masih terlihat sepi.
“baiklah
tuan Horan, nanti malam aku akan kesana. Apakah benar Ele juga datang?” Tanyaku
antusias.
“iya,
Louis mengajaknya karena ia tau kau sangat menyukai Elenor! Betulkan?”
“Eleanor
itu lucky girl, sangat sangat beruntung bisa mendapatkan louis. Dan mereka itu
sangat serasi!” Ujarku kagum, mataku menerawang jauh ke langit-langit
restaurant ini.
“kau
juga beruntung, kau kan memilikiku sekarang?” Ungkapnya.
“maksudmu?
Aku tidak mengerti!” Aku bertingkah seperti orang bodoh.
“apa
kau tidak menyukaiku? Apa kau tidak merasa kangen saat aku tak ada bersamamu?
Dan apakah ciuman itu tidak berarti apa-apa untukmu Vania?” Tanyanya.
“aku..aku..emmh..maaf
Nial__” Ucapanku terhenti saat pramusaji membawa pesanan kami.
“baiklah
sebaiknya tidak usah dibahas. Nanti malam kalau kau bisa datang ya?” Ucapnya.
“Akan
ku usahakan!” Gumamku. Lalu kami sama sama sibuk dengan sarapan pagi ku ini.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking