Maandag 08 Julie 2013

Pertemuan Tak Terduga Part 2


Part 2....

 

            Kami sampai disebuah tempat konser dengan panggung yang megah dan Rapih. Aku berdecak kagum, karena mungkin ada ribuan bahkan ratusan ribu directioners yang akan hadir melihat the boys tampil.

“hey, kemana kalian? Kita kan akan ada meet and greet bersama lima directioners!” Ujar Liam, aku dan chela menatap canggung para personil the boys.

“oh, enjoy daddy. Dua diantara lima orang itu sudah ada dihadapan kita!” Nial dan Harry merangkul kami, yah mungkin agar kami bisa terlihat santai.

“jadi kalian yang menolong baby nandos saat dikejar fans fans fanatik itu?” Ucap Zayn, aku dan chela hanya mengangguk pelan.

“mengapa kalian diam? Apa tampang kami sangat menyeramkan sehingga kalian tidak mau berbicara pada kami?” kali ini Louis bersuara, aku dan chela terkekeh melihat pemandangan para the idiot boys :D

“boleh aku bertanya? Dimana kekasih kalian? Aku sangat mengagumi kecantikan mereka terutama Eleanor.” Ujarku, ya aku memang sangat mengagumi kecantikan Ele, kekasih Louis.

“dia sedang ada ujian dikampusnya dan tidak bisa ikut!” Jawab louis.

“oh sementara perrie harus mengantar ibunya.” Kali ini Zayn memasang wajah yang sama seperti louis.

“and dani?” Kali ini Chela bertanya pada Liam, ia tersenyum dan berkata..

“sedang ada pekerjaan yang sama! Baiklah mari kita menuju keruang ganti, kalian bisa menuju ruang meet and greet bukan?” Papar Liam, kami tersenyum dan mengangguk.

 

-Nial’s POV-

“sebenarnya siapa Mereka nay? Mengapa kau seperti punya perasaan lain terhadap gadis itu!” Tanya Liam saat aku dan yang lainnya berganti baju.

“i dont know dad, pertama melihat dia ada sesuatu yang istimewa yang ku tangkap saat menatapnya. Dan kami bertemu atas dasar ketidak sengajaan!” Jawabku santai.

“do you loves her?” kali ini Louis menatapku dan menyerangku dengan pertanyaannya.

“oh, mungkin ini hanya cinta sesaat saja. Aku tak mungkin menyukainya, ia bukan tipeku.” Jawabku santai.

“Ayolah nayel, kau jangan coba-coba berbohong pada kami.” Zayn pun ikut bersuara.

“mengaku saja, aku juga sepertinya menyukai Chela. Dia memberiku jam favorite dan bertemu tanpa harus berteriak!” Harry terus saja menata rambutnya yang keriting itu, agar tetap terlihat charming.

“ayolah Hazz, kau memang seorang playboy. Dan semua tau itu!” Jawabku terkekeh.

“the boys, lima menit lagi kalian harus siap untuk meet and greet okay?” Ujar manajer kami, lalu kami mengangguk sambil mengacungkan ibu jari. Dan kami pun pergi keruangan yang dituju.

 

-Vania’s POV-

            Entah mengapa jantungku berdetak kencang, saat seseorang bilang MnG diadakan lima menit lagi. Aku teringat kejadian dua hari yang lalu saat Nial mencium bibir tipisku, ciuman yang singkat namun berkesan. Ya tuhan, apa yang sedang aku fikirkan.

“Hello guys!” Sapa semua anggota theboys. Lima orang ini adalah orang dari masing-masing fansclub yang berhasil memenangkan tiket undian. Dan aku beruntung.

“Woaaaa... youre so handsome! Woaaa...” Teriak tiga orang lain, aku dan chela memang sengaja menjauh karena aku tak suka dengan kebisingan. Menurutku itu hal yang sedikit norak.

“bisakah kalian agar tidak berteriak seperti itu?” Ujar Nial.

“hello, aku senang bisa bertemu dengan kalian. Semoga kalian bisa mewakilkan semua directioner diluar sana!” Ucap Liam dengan gaya bijaknya.

“baiklah, kita disini mempunyai kesempatan untuk berfoto bersama dan juga ada sesi tanya jawab untuk masing-masing idola. Tau kenapa MnG ini dibuat sedikit rahasia?” Tanya zayn, kami semua menggelengkan kepala.

“karena, kami tidak mempunyai ruangan yang cukup luas. Dan agar sedikit lebih bebas untuk membahas apapun.” Louis menjelaskan.

“nah siapa yang mau bertanya padaku?” Harry memulai sesi pertanyaan.

“Chel, inget pertanyaanmu waktu itu? sana tanyakan ke harry!” Godaku, aku mencolek dagu Chela.

“Apa kau sudah gila, gak mungkin aku berani. Kau saja sana sama nialmu! Aku tau yang ia lakukan terhadapmu saat diapartemen. Dia menciummu bukan?” Tembak Chela, aku mendadak menghentikan tawa kecilku.

“hey nona, apa kalian sedang sibuk?” Tanya harry. “Oh iya, apakah kamu mau bertanya padaku?” Sambung Harry ia mengarahkan pandangannya ke chela.

“oh tentu ada, waktu itu dia ingin sekali bertanya seperti ini would you be mine harry? Yah kira-kira seperti itu lah.” Aku mengatakan itu pada harry, Chela mencubit lenganku. Wajahnya bersemu merah.

“sungguh? Atau kamu yang mau mengatakan itu padaku?” Nial pun angkat bicara, oke kali ini aku menyerah dan diam.

“hey Chela, apa benar yang dikatakan oleh Vania?” Harry menghampiri sahabatku, sementara anggota yang lain sedang sibuk untuk berfoto dan mengobrol. Sepertinya kami memang the lucky people.

“emm, ya benar. Tapi itu Cuma candaan saja kok, kau tidak tersinggung kan?” Tanya chela, Harry menggeleng dan terkekeh.

“bagaimana kalau kita berfoto saja?” Harry mengeluarkan handphonenya lalu berpose bersama Chela.

“hey, apa kau tidak ingin bertanya sesuatu padaku?” Tanya Nial padaku yang sedang sibuk memperhatikan anggota theboys yang lain.

“apalagi yang akan ku tanyakan? Aku kan sudah tau semua tentangmu. Oh iya apa boleh aku minta sesuatu?” Tanyaku.

“apa? Selagi bisa, akan kukabulkan!” Jawabnya. Aku memutar otakku.

“maukah kau menyanyikan aku sebuah lagu?” Pintaku.

“ya, tapi tidak sekarang. Suatu saat akan ku kabulkan permintaan mu.” Jawabnya “oh iya apakah kau tidak penasaran kenapa aku menciummu tempo hari?” Sambungnya.

“tidak, yah aku sering membaca fakta tentangmu. Kau suka memperlakukan fans mu seperti itu kan? Memeluk dan mencium nya mungkin.” Jawabku asal, nial tertawa sambil menggelengkan kepalanya .

“sudahlah, apa kau mau melewatkan kesempatan untuk berfoto bersama ku? Belum tentu kita bisa bertemu lagi kan?” Ujarnya, entah kenapa saat ia mengatakan itu aku merasa sedih.

“okey, ayo kita berfoto-foto ria!” Ujarku, aku mengambil kamera ku dan nial juga mengeluarkan kamera serta handphone nya. Segala pose telah kami lakukan.

“The boys, lima menit lagi kalian siap untuk perform ya? dan kalian yang ikut MnG bisa menunggu di bangku penonton.” Ucap seorang FD, lalu meninggalkan kami. Ya aktifitas mengobrol dan berfoto-foto sudah selesai.

“Nanti setelah konser tunggu aku dibackstage ya? aku ingin berbicara sesuatu.” Ucap Nial padaku, aku mengangguk.

            Aku dan chela tiba dibangku VVIP, yah dari sini memang terlihat jelas dan cukup dekat. Tapi aku masih saja memikirkan ucapan Nial.

“Van, tau gak tadi gue ngomong apa aja sama harry?” Tanya Chela, aku mengggeleng.

“gue tanya apa Nial suka mencium fans nya, dan tau? Lo itu lucky girl, Cuma elo fans yang dicium Nial.”Jawab Chela dengan hebohnya. Tapi aku sama sekali tidak tertarik.

“eh eh liat deh , itu the boys. Woaaaa gantengnyaaaaa.....” Ucap salah seorang fans. Semua menikmati konser ini, sesekali aku melihat Nial. Apa iya sehabis konser ini kita tak pernah bisa bertemu lagi? Yatuhan aku harusnya sadar, nial itu seorang bintang dan aku bukan siapa-siapa.

Konser berlangsung kurang lebih dua jam, semua lagu dari album Up all Nigth dan Take Me Home dinyanyikan. Sampai harry pun harus shirtless karena panas nya udara disini.

“Van, kita mau langsung pulang?” Tanya Chela kami saat ini sedang menunggu tempat ini agak sepi.

“kayaknya ke backstage deh Chel. Tadi Nial mau bicara sesuatu, lo mau ke apartemen duluan gak papa kok.” Ujarku, aku melihat wajah Chela yang sangat letih.

“yaudah beneran nih gak papa. Cape banget loh soalnya! Salam buat Harry ya.” Ucapnya.

“gak nitip minta nomer Harry? Atau yang lain mungkin?”

“Udah punya dong. Duluan ya? bye!” Paparnya. Aku berjalan kearah backstage. Apa kah ada yang masih tersisa ditempat ini.

“hey, im here! Chela mana?” Tanyanya, backstage pun sudah sepi.

“dia pulang duluan, capek katanya. Oh iya ada apa?” Tanyaku, ia tersenyum.

“yuk, mau ngajak makan malem dulu. Aku laper, oh iya nih buat kamu!” Ia memberiku sebuah smartphone.

“ini apa? Untuk apa? Kau merendahkan ku? Aku kan sudah punya handphone!” Ucapku agak sedikit membentak.

“sorry, aku Cuma gak mau pertemuan kita sampai disini. Kontakku sudah ada disitu, dan kontakmu pun sudah ada diponselku. Jangan bilang siapa-siapa ya? anggap saja ini ucapan terima kasihku atas bantuanmu. Oh iya dan tulis username twittermu, aku mau follow kamu.” Ucapnya sambil berjalan meninggalkan ruangan ini. Aku menghentikan langkahku.

“apa kau tidak berlebihan? Bagaimana kalau fans mu yang lain tau? Aku tidak mau jadi bahan bully-an mereka nayel.” Bantahku. Aku senang Nial bisa memperlakukanku seperti ini.

“tidak akan Vania, kau bisa memegang ucapanku. Ayo kita makan dan kembali ke apartemen!” Ajaknya, aku menuruti langkah kakinya.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking