Woensdag 19 Junie 2013

Mata Untuk Ryan

Kisah nyata tentang sepasang kekasih yang hidup penuh dengan cinta..
Ketika pagi datang, Naela cewek cantik berusia 17 tahun ini sudah mengenakan seragam putih abu-abunya dan siap untuk berangkat ke sekolah, tak lama kemudian..
Tin.. tin.. ternyata itu adalah Ryan, pacarnya Naela..
“ibu aku berangkat sekolah dulu ya, assalamualaikum” Pamit Naela sambil mencium tangan ibunya.
“iya, nak. Hati-hati ya… walaikumsalam. Jangan ngebut-ngebut ya nak Ryan” jawabnya sambil melihat Ryan yang sudah menunggu di jalan
“iya, bu..” jawab Ryan sambil tersenyum kecil pada ibunya Naela.
Sesampainya di sekolahan, meraka pun langsung masuk kelas dan ngobrol-ngobrol sambil menunggu jam pelajaran di mulai. Saat pulang seperti biasa Ryan mengantarkan Naela pulang dan setiap sore Ryan datang ke rumah Naela untuk belajar bersama, Ryan dan Naela di kenal sebagai anak yang baik dan meraka pun di kenal sebagi pasangan yang paling romantis di mata teman-temannya.
Tidak terasa 3 tahun telah berlalu dan saatnya melepas masa-masa SMA. Naela dan Ryan pun Lulus, mereka sangat senang dan setelah melihat hasil pengumuman kelulusan Ryan dan Naela pulang. Namun tidak seperti biasanya Ryan tidak langsung mengantar Naela pulang, Ryan mengajak Naela pergi ke suatu tempat dan Naela pun penasaran dan bertanya kapada Ryan.
“loh, kita mau kemana? Bukannya jalan ke rumah ku harusnya belok kanan?”
“Aku mau kasih kamu kejutan, jadi kamu tenang aja, ok. diam dan duduk manis aja”
Karana Naela tidak tau apa yang sedang di rencanakan oleh Ryan, Naela diam dan ikut saja apa yang di perintahkan oleh Ryan.
Sampai di tempatnya Naela sangat terkejut, ternyata Ryan mengajak Naela ke danau yang sangat indah dan mereka duduk di pinggir danau sambil menikati pemandangan di sekitarnya.
“Nael, kamu tau gak kenpa aku ngajak kamu kesini?” Tanya Ryan memecahkan kesunyian.
“enggak, memangnya ada apa?” jawab Naela dengan tatapan tajam dan penuh rasa penasaran.
“Kita sudah pacaran 3 tahun, dan itu bukan waktu yang sedikit. Apa lagi sekarag kita sudah lulus SMA dan pasti kita punya kehidupan baru yang harus kita jalani… (ucap Ryan yang tiba-tiba diam melihat Naela yang begitu serius mendengarkan dia bicara) kamu kenapa lihatin aku kayak gitu?”
“gak apa-apa kuk, terus maksud kamu bicara seperti itu apa?” Tanya Naela yang masih penasaran
“iya, maksud aku gini aku harus pergi karena aku harus nerusin kuliah aku di luar negri. Dan itu berarti kita harus berpisah, tapi kita masih bisa komunikasi kok dan aku juga janji aku bakalan tetep setia sama kamu”
(air mata Naela langsung membasahi pipinya dan hanya diam menatap wajah kekasihya itu)
“sayang, kamu jangan nangis gitu tambah jelek tau.” Ryan mencoba untuk menghibur Naela
Namun Naela hanya tetap menangis dan menangis, akhirnya Ryan pun memeluk Naela berusaha membuat Naela berhenti menangis, dan tiba-tiba Ryan mengeluarkan sesuatu dari tas nya.
“kamu pakai ini ya, dan jangan sampai hilang. Kalau kamu kangen sama aku, kamu biasa buka liontin ini karena di situ ada foto kita berdua”
Naela pun semakin menangis mendengar ucapan Ryan yang semakin meyakinkannya bahwa Ryan akan pergi.
Hari makin sore, dan Ryan pun mengantar Naela pulang di sepanjang jalan Naela memeluk Ryan yang sedang mengendari motor bersamanya.
Sampainya di rumah Ryan mampir sekaligus pamit kepada orang tua Naela. Naela kembali menangis dan lari menuju kamarnya sambil memandangi kalung liontin pemberian Ryan
“Kenapa kamu pergi… kenapa kamu tinggalin aku di sini sendirian… apa gak bisa kamu kuliah di sini? Kenapa harus di luar negeri?” Teriak Naela
“Naela… aku gak ninggalin kamu, aku Cuma pergi sebentar kok dan aku pasti kembali untuk kamu.” Sahut Ryan yang mendengar teriakan Naela sambil jalan menuju kamar Naela dan membelai rambut Naela.
Dan akhirnya Naela pun bisa sedikit menerima keadaan dan mencoba tegar melepaskan Ryan pergi. 1 bulan sejak kepergian Ryan keluar negeri Naela sakit-sakitan, bahkan ternyata dokter mengataka bahwa Naela mengidap kanker otak stadium 4. Karena Naela tidak ingin membuat Ryan sedih dan khawatir Naela merahasiakan penyakitnya dari Ryan. Hari-hari Naela berubah derastis, Naela yang di kenal gadis pintar, periang, sekarang Naela jadi pemurung suka melamun bahkan sering mengurung diri di kamar berhari-hari. Suatu hari Naela pergi ke danau yang menjadi tempat ia bersama Ryan berpisah, ia hanya terdiam duduk di pinggir danau di temani buku harian dan Naela pun mulai menulis isi hatinya di buku harian itu. Sekarang Naela jadi sering mengunjungi danau itu untuk menulis sesuatu di buku hariannya..
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Ryan pulang ke Indonesia, dan orang yang pertama kali di temuinya adalah kekasihnya Naela, dan betapa terkejutnya Ryan saat mendapti rumah Naela kosong dan ternyata Naela telah pindah rumah. Ryan mencoba Tanya dengan tetangga barang tau mereka tau Naela pindah kemana, dan ternyata tidak ada satu pun yang tau Naela pindah kemana. Ryan sangat kecewa dan bingung harus mencari Naela di mana, akhirnya Ryan pulang dengan perasaan kecewa.
Keesokan harinya Ryan mencoba menncari informasi tentang Naela namun semua sia-sia tidak ada yang mengetahui keberadaan Naela sekarang dimana, hari mulai sore namun Ryan masih mencari keberadaan Naela. Karena tidak mendapatkan hasil Ryan mulai lelah, ia pergi ke danau yang pernah ia datangi bersama Naela. Sesampainya di danau Ryan melihat seorang gadis sedang duduk di pinggir danau, badannya kurus, kemudian Ryan pun menghampirinya dan berkata
“Kenapa kamu duduk di sini sendirian sore-sore gini?” Tanya Ryan kepada gadis itu
“aku menunggu seseoarang” jawab gadis itu tanpa melihat Ryan yang berada di belakangnya.
Ryan pun duduk di samping gadis itu dan melanjutkan bertanya
“Apakah dia pacarmu?”
“Iya, dia pacar ku. Dan aku sangat yakin dia akan datang hari ini.”
“Kamu beruntungnya, masih bisa bertemu dengan pacar mu di sini. Sedangkan aku dari tadi pagi mencari kesana kemari tapi belum juga bisa beremu dengan dia (cerita Ryan kepada gadis itu namun gadis itu hanya terdiam.) oya mbak, kenalin aku Ryan.” Sambung nya sambil menodongkan tangan di dekat gadis itu. Gadis itu pun seketika langsung menatap Ryan, dan betapa terkejutnya Ryan ternyata gadis yang ia ajak berbicara sejak tadi adalah Naela.
Betapa senangnya Ryan akhirnya menemukan Naela, namun Ryan sedikit bingung melihat Naela yang terlihat sangat kurus dan Pucat. Ryan pun khawatir dan mencoba untuk menyakan apa yang terjadi, dan bagaimana keadaannya selama ia di luar negeri. Dan mereka pun melepas rindu mereka di pinggir danau itu dengan bercrita-cerita, karena hari mulai gelap Ryan pun mengantarkan Naela pulang. Namun di jalan Ryan merasakan ada yang aneh dengan motornya, dan akhirnya ia mencoba untuk berhenti namun tidak bisa,
“kamu kenapa?” Tanya Naela
“enggak kok yang, ini motornya agak bandel dikit. Oya kamu pakai helm ini ya terus pegangan yang kuat” ucap Ryan yang tersadar bahwa rem motornya tidak berfungsi.
“memangnya kenapa? Kan kamu yang di depan kenapa aku yang pakai helm?” Tanya Naela
“sudah ikuti saja printah ku” jawab Ryan dengan nada yang sedikit keras.
Dan akhirnya Naela mengikuti ucapan Ryan, motor Ryan pun semakin melaju kencang tak terkendali dan akhirnya oleng. Gruuuubbbbraakkkkk…
Mereka kecelakaan, dan Ryan terluka parah bahkan ia mengalami kebutaan. Setelah kejadian itu Naela merasa bersalah dan ia selalu datang ke rumah Ryan untuk mengajak Ryan jalan-jalan dan menghibur Ryan, Naela sangat telaten merawat Ryan. Sampai pada suatu saat Ryan mendapatkan kabar bahwa ia mendapatkan donor mata, ia sangat senang karena ia kan segera kembali melihat. Saat hari oprasi Ryan, Ryan meminta Naela untuk menemaninya di ruang oprasi, karena Naela sangat menyayanginya maka Naela menemaninya di ruang oprasi.
Beberapa hari kemudian Ryan sudah bisa melihat lagi, namun Ryan merasa ada yang mengganjal kenapa Naela tidak ada di sampingnya saat itu. Dan karena ia ingin bertemu dengan Naela dan meminta orang tuanya untuk mengantarkannya ke rumah Naela, sesampainya di rumah Naela ia hanya bertemu dengan ibu Naela dan meraka ngbrol-ngobrol.
“Naela kemana buk, kok dari tadi gak kelihatan?” Tanya Ryan
(menatap Ryan dengan air mata berkaca-kaca) “ada kok, mari ibu antar ke kamarnya.”
Kemudian Ryan di antarkan ke kamar Naela, betapa terharunya Ryan melihat kamar naela penuh dengan foto-foto mereka berdua.
“Mana Naela nya buk?” Tanya Ryan yang tidak melihat Naela di kamarnya.
“Ini, (sambil menyodorkan Buku harian kepada Ryan) kamu baca saja buku harian ini nanti pasti kamu tau dimana Naela sekarang”
Ryan pun membuka Buku harian itu dan membacanya lembar perlembar, betapa terkejutnya Ryan membaca buku harian itu dan ia mulai meneteskan air mata saat membaca lembar terakhir buku harian itu.
“Tidakk…!!! (teriak Ryan yang tidak percaya akan kenyataan ini.) ini semua bohongkan bu? Naela mana bu, Naela mana? Aku mau bertemu Naela bu.”
“kalau kamu ingin bertemu Naela, mari ikut ibu. Akan ibu antar ke tempat Naela.”
Sesampainya di tempat Naela, Ryan hanya bisa menangis tak percaya bahwa Naela telah pergi untuk selamanya.
Sumber : Google
Cerpen Karangan: Apriliani Listia Ningsih
Facebook: Apriliani Listia Ningsih

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking